beyond mathematics

 

Sebagai bagian dari hari belajar (Reboan) kakak2 Smipa dan melanjutkan agenda pembelajaran di semester pertama, hari belajar kali ini diisi dengan tema matematika. Walaupun begitu hari ini kita tidak bicara dan mengolah angka-angka, tapi seperti tema diskusi hari ini ‘Beyond Mathematics’ kak Robert mengajak kita untuk menelaah kembali cara pandang kita tentang matematika. Banyak dari kita – karena pola belajar kita dulu di sekolah jadi tidak menyukai matematika. Tidak sedikit juga dari kita yang membenci matematika. Ternyata setelah direfleksikan, cara pandang kita terhadap matematika memang sangat menentukan bagaimana kita ber-relasi dengan benda yang dinamai matematika ini.

Dalam diskusi Reboan ini, kita sepakat untuk memandang kembali bahwa matematika adalah bagian dari kehidupan. Orang tidak hanya iseng-iseng belaka menciptakan rumus2 matematika yang membuat pada murid pusing tujuh keliling di kelas. Matematika muncul dari kebutuhan kehidupan. Salah satu karya matematika yang paling monumental di sepanjang sejarah peradaban manusia modern adalah bagaimana Albert Einstein menggambarkan bahwa energi di alam semesta ini kekal adanya, yang secara luar biasa dijabarkannya dalam sederet rumus yang sangat ringkas : E=MC2. Memang dalam praktiknya kita tidak perlu menjadi seperti seorang Albert Einstein. Sejauh mana kita masing-masing perlu belajar dan memahami matematika, bergantung pada bidang kerja atau olahan kita masing-masing.

wpid-C360_2014-01-22-14-29-52-849.jpg

C360_2014-01-22-14-37-08-921

Yang menarik, di dalam pertemuan ini kami memang menemukan kesepakatan bahwa matematika bukan hanya soal angka dan rumus. Matematika adalah bagian tak terpisahkan dari kehidupan. Seperti ungkapan profesor Dor Abrahamson yang video pendeknya ada di bawah ini “to see the world through mathematics”. Jadi hal ini yang perlu dijadikan kesadaran bersama agar anak-anak kita tidak memiliki sudut pandang yang sama seperti kita – dan menjadi alergi terhadap matematika.

Di bawah ini beberapa pandangan para kakak terhadap matematika – setelah beberapa waktu mengolah pembelajaran (holistik) di Semi Palar:

Kak Arry : menyederhanakan masalah, sabar, jangan menyerah
Kak Sarita : simbol2 matematika itu membantu menyederhanakan masalah
Kak Caroline : melihat masalah dari berbagai sisi
Kak MJ : disiplin, sabar berproses, tidak berhenti, melihat segala sesuatu itu selalu saling terhubung
Kak Ana : cara berpikir sistematis
Kak Deta : belajar problem solving
Kak Novi : ilmu sepanjang hayat, digunakan sehari-hari, tidak pernah berhenti. makin lama semakin mendalam.
Kak Iden : mengajarkan keindahan.
Kak Dinda : mengajarkan bahwa harus ada jalan – kita harus menghargai proses, tidak bisa instan
Kak Robert : matematika adalah sekedar tool, alat kita mencapai sesuatu.

Tidak terasa 2 jam berjalan sudah dan pertemuan ditutup dengan tayangan video pendek “How to Make Math Meaningful”. Memang pemaknaan akan segala sesuatu jadi kunci ya. Kalau tidak demikian, proses2 lainnya akan hanya lewat, tinggal fakta2 belaka yang tidak terrekam dalam diri kita – mudah terlupakan.

Tagged , , , . Bookmark the permalink.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.