Ilustrasi
Bayangkan kita sedang bermain dalam sebuah tim olahraga, bola basket misalnya. Tujuan kita di dalam satu tim tentunya sama, mencetak angka (dan bersenang-senang tentunya). Di dalam permainan, kita terus bergerak dan saling mengoper bola, mencari peluang agar kita bisa melempar bola ke keranjang lawan. Di suatu ketika ada teman kita satu tim yang terpeleset dan terjatuh saat sedang mengejar bola. Lalu apa yang akan kita lakukan sebagai rekan satu timnya? Apakah kita akan berhenti bermain dan ‘mengomeli’ rekan satu tim itu? “Gimana sih, ngejar bola aja ga bener”, semacam itu misalnya. Ataukah sebaliknya kita tetap bermain, mengejar bola atau membantu rekan kita berdiri? Kita pasti tahu apa jawabannya. Tujuan kita sama mencetak angka. Apa yang kita lakukan adalah saling mengisi dan saling membantu rekan satu tim kita agar kita dapat terus mencetak angka dan memenangkan permainan.
Tujuan
Demikianlah gambaran tentang kerja sama orang tua dan guru di sekolah. Tujuan kita bersama di Semi Palar adalah mendidik anak-anak kita agar tumbuh berkembang secara utuh. Sebagai pendidik, kita punya kekuatan dan tentunya juga punya kelemahan. Di sinilah pentingnya saling percaya, saling mendukung dan saling mengisi. Dalam situasi apapun salah satu pihak memiliki kekurangan, sebagai rekan kita harus berusaha untuk menemukan cara mengisi kekurangan tersebut – agar sasaran-sasaran pembelajaran tetap tercapai. Setelahnya, komunikasi yang terbuka dan saling menghargai menjadi penting agar kita bersama-sama bisa sedikit demi sedikit menutupi kekurangan kita – apakah itu sebagai guru di sekolah atau sebagai orang tua di rumah.
Contoh
Berikut ini contoh nyata – yang selama ini banyak kita alami bersama di Semi Palar. Sejak awal Semi Palar mengambil pilihan untuk tidak menggunakan buku paket / buku cetak. Salah satu pertimbangannya adalah karena buku paket sangat sulit digunakan untuk mendampingi proses pembelajaran aktif dan tematik di Semi Palar. Konsekuensinya bagi kami, khususnya para guru adalah bahwa para guru harus membuat (LKS) Lembar Kegiatan Smipa sendiri. Merancang LKS adalah bukan sesuatu yang mudah. Para guru harus melakukannya terus menerus dari awal hingga akhir semester, untuk kegiatan di kelas, untuk tantangan di rumah dan untuk review di akhir tema – sambil merancang dan menjalankan kegiatan pembelajaran yang aktif – tematik di kelas. Tentunya sangat mungkin ditemukan bahwa LKS yang dirancang tidak tepat atau bahkan salah. Di sinilah peran orang tua bekerja sama dengan kakak memfasilitasi pembelajaran di sisi anak.
Saat orangtua menemukan kesalahan butir tantangan di LKS, orangtua dapat memberikan catatan di lembar LKS tersebut bahwa soal tidak dapat dikerjakan. Kemudian orangtua dapat mengubah soal tersebut dan meminta anak mengerjakan soal yang baru. Dengan demikian sasaran tantangan dapat terpenuhi, anak belajar. Di dalam situasi ini kerja sama saling mengisi sudah terjadi. Setelahnya, kami tentunya sangat berharap orang tua tetap memberikan masukan kepada kami langsung kepada kakak atau kepada koordinator agar kemudian evaluasi dan perbaikan tetap dapat kami lakukan.
Penutup
Bentuk kerja sama seperti inilah yang kami harapkan berjalan di Semi Palar, seperti yang kami jabarkan di laman [rumah belajar], bahwa semi palar menawarkan bentuk kerja sama pendidikan kepada orang tua untuk memfasilitasikan pendidikan holistik kepada anak-anak.
Di dalam proses di atas tadi, anak tidak hanya belajar tentang materi yang dihantarkan lewat LKS, lebih jauh lagi, anak akan menyaksikan bagaimana kita para pendidiknya bekerja sama, saling mengisi dan melengkapi, bahwa kita para pendidiknya saling bergandengan tangan dan saling mendukung. Di dalam pendidikan holistik, hal-hal seperti ini juga menjadi bagian utuh dari proses-proses yang dialami dan kemudian dipahami anak-anak kita.
Di Semi Palar hal ini menjadi sangat penting dipahami dan menjadi salah satu kunci berhasilnya proses pembelajaran holistik di anak-anak kita.
[aas]
