selamat jalan kak Eet, jasamu abadi…

Pengantar

Peristiwa hari ini adalah peristiwa penting dalam perjalanan keluarga besar Rumah Belajar Semi Palar. Walaupun penuh duka, peristiwa ini adalah satu dari rangkaian peristiwa kehidupan.

Sulit dipercaya, dan sulit diterima bahwa seorang kakak yang lebih dari delapan tahun menemani perjalanan kita sehari-hari harus pergi meninggalkan kita. Kak Eet, setelah hampir 6 minggu jatuh sakit, dipanggil pulang oleh Sang Penciptanya pada tanggal 14, bulan 11, tahun 2014, kira-kira pukul 15.00. Kita tahu, 3 tahun lalu, kak Eet juga pernah jatuh sakit cukup lama dan harus beristirahat memulihkan diri selama kurang lebih 4 bulan. Setelah kembali aktif mengajar, sampai sekitar bulan September lalu, teramati bahwa kondisi kesehatannya agak menurun. 6 minggu yang lalu di hari Selasa, kak Eet mengalami demam saat memfasilitasi kegiatan di sekolah dan kemudian diantar pulang oleh kak Kharis. Keesokan hari, di malam hari, beberapa rekannya satu RT (Ruang Tengah) kembali menengok, dan memutuskan menjemput dan mengantar kak Eet ke rumah keluarganya di jalan Nyampay – Lembang. Setelah satu bulan dirawat di rumah oleh keluarga, kondisinya ternyata menurun. Selama itu kak Eet memang terus menolak untuk dibawa memeriksakan kondisinya ke dokter / Rumah Sakit.

Pada tanggal 1 November beberapa kakak menjenguk kak Eet dan melihat kondisinya terlihat jauh memburuk. Entah kenapa, minggu malam tanggal 2, kak Eet meminta keluarganya untuk mengantar dirinya ke Rumah Sakit. Senin siang, beberapa dari kami kembali menjenguk kak Eet dan melihat kak Eet kondisinya membaik, karena sudah mendapatkan pengobatan awal. Di pertengahan minggu lalu, kak Eet melanjutkan perawatan ke Rumah Sakit, tapi ternyata pemeriksaan lanjut menyatakan kondisinya tidak baik karena penyakitnya sudah menjalar ke mana-mana. Setelah beberapa hari di rumah sakit, kak Eet dibawa kembali ke rumah karena beberapa pertimbangan. Beberapa hari di rumah, kak Eet pada hari kamis malam lalu kondisinya kembali jatuh. Jum’at pagi kami menerima kabar di sekolah, dan menjelang siang, para kakak bergantian berangkat ke rumah kak Eet untuk melihat kondisi kak Eet. Sekitar pukul dua, beberapa dari kami berpamitan pulang. Sebelum kembali ke Bandung, kami makan siang di dekat sana, dan kembali ke Bandung. Dalam perjalanan pulang, tidak lama setelah kami berangkat, kami mendapat kabar kak Eet sudah tiada…

Setelah kabar duka disebar seluasnya, hari ini 15 November jam 7 pagi, kami (rekan-rekan orangtua, para kakak dan teman2 dari berbagai kelompok) berkumpul di lapangan parkir Semi Palar untuk bersama menghadiri upacara pemakaman kak Eet di rumahnya. Sebelum berangkat kami membuat lingkar doa di lapangan parkir dan berangkat ke Nyampay.

Selanjutnya, prosesi pemakaman di Nyampay kami kisahkan lewat rekaman gambar di bawah ini.

catatan penutup ini diadaptasi dari posting saya (kak Andy) di grup WA kakak smipa – paska pemakaman kak Eet, Sabtu pagi 15 November 2014
 

rekaman di atas ini adalah lagu yang dinyanyikan teman2 Bunga Lawang di pendopo, saat semua teman-teman dan para kakak Smipa berkumpul dan mengenang kak Eet. 
 

Catatan Penutup

Kakak-kakak, rekan-rekan orangtua semua terima kasih atas kebersamaan kita semua untuk rekan kita kak Eet yg sekarang sudah selesai tugas duniawinya… sejak awal ia jatuh sakit hingga kembali ke pangkuan sang Pencipta. Lebih jauh lagi sejak kak Eet memulai karya hidupnya sebagai kakak guru delapan tahun silam.

Rahasia kehidupan hanyalah milikNya semata. Tinggal bagaimana kita masing2 dan bersama (secara kolektif) memaknai setiap butiran peristiwa yang hadir… Tentunya banyak sekali hal yang dititipkan Yang Kuasa sejalan dengan kehadiran dan kepergian kak Eet dari antara kita. Hal ini perlu kita coba maknai bersama. Banyak sekali hal-hal penting yang saya catatkan betul dalam batin saya termasuk saat kita dan kakak2 semua juga saya mengucap pamit kepada Umi setelah pemakaman usai… Saya rasa kakak2 juga merasakan hal itu…

Bagi saya rangkaian peristiwa ini mendorong saya untuk memaknai ulang atau tepatnya memperdalam pemaknaan saya tentang relasi kita satu sama lain di Rumah Belajar Semi Palar. Apakah betul kita hanya sekedar rekan kerja? Apakah betul relasi kita hanya antara guru dan orangtua, sekolah dan rumah. Apakah seperti kak Eet, kita hanya datang dan pergi begitu saja? Seberapa dalam koneksi antar kita satu sama lain bisa kita hayati? Antara saya, antara kita satu sama lain, antara kita dengan anak2 dampingan kita, dengan rekan2 orangtua bahkan dengan orang-orang lain ‘di luar’ lingkaran Rumah Belajar Semi Palar? Pengalaman saya sejak awal kak Eet sakit hingga siang tadi berpamitan dengan keluarga ka Eet, khususnya dengan Umi sangat mengubah persepsi saya tentang relasi kita satu sama lain di Semi Palar. Kata2 ‘holistik’, relasi, perlu kita maknai berbeda – lebih mendalam dari sebelumnya.

Kakak, rekan-rekan orangtua semua, Tuhan telah menganugerahi kita semua pengalaman yang luar biasa mendalam lewat rangkaian kejadian ini… kak Eet adalah manusia muda yang dititipkan Tuhan tugas untuk menghantarkan pengalaman ini kepada kita…

Semoga kita bersama maupun masing2 bisa mengamininya dan menjadikan ini hadiah berharga – catatan penting buat kita, untuk menjalankan tugas kehidupan kita di dunia ini, di dalam dan di luar lingkup Rumah Belajar Semi Palar yang sejauh ini mewadahi konektivitas kita satu sama lain…

Demikian kakak2, catatan saya untuk kita semua, setelah pengalaman batin  yang baru saja lewat untuk kita semua. Semoga tergores dalam dalam di sanubari kita semua. Terima kasih untuk rekan-rekan semua yang berkenan membaca catatan refleksi saya ini. Salam hormat saya untuk reekan-rekan semua.

Terima kasih dan selamat jalan kak Eet. Terima kasih Tuhan atas rahmatMu yang begitu besar buat kami semua lewat perjumpaan kami dengan manusia muda luar biasa yang kita kenal dengan kak Eet…

Tagged , , , , , . Bookmark the permalink.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.