kunjungan Professor Josaphat Tetuko Sri Sumantyo (mas Josh)

 

Senin, 24 Maret 2013, guru-guru di Semi Palar mendapat kehormatan dengan hadirnya Pak Josh – relasi seorang pendidik yang sudah kita kenal sejak lama. Beliau adalah seorang akademisi yang memiliki pencapaian luar biasa di level internasional.  Di sela-sela kegiatannya memberikan sebuah kuliah umum di sebuah Universitas di Bandung, beliau menyempatkan diri untuk mampir dan berbagi kepada para guru di Semi Palar. Berikut catatannya

Di awal pertemuan Pak Jos menceritakan curriculum vitae nya. Saat ini beliau dikenal sebagai ahli perancang satelit. Menjadi associate professor di beberapa universitas. Beliau memiliki dan mengelola laboratorium sendiri “Josaphat Microwave Remote Sensing Laboratory”, sebuah laboratorium yang sangat langka bidang olahannya di seluruh dunia.

mas josh1

 

Berikut sedikit catatan dari yang dibagikan Pak Josh

  • Lokasi Chiba University sekitar 45 mnt dari Tokyo Narita Airport.
  • Saat ini sedang mengembangkan satelit utk observasi permukaan bumi. Alat ini dapat digunakan utk mendeteksi gempa H-3 atau H-4. Hal ini dapat dilihat dari pergerakan elektron di lapisan ionosfer. Satelit ini dirancang hanya seberat 150kg. Rencananya akan dikembangkan selama 4 thn. Jaraknya sekitar 300-400 km dari permukaan bumi.
  • Satelit ini juga bisa melihat berapa banyak penurunan permukaan bumi. Indikator penurunan permukaan bumi dapat dilihat dari retaknya jalan. Bahan bakarnya bensin dicampur minyak tanah.
  • Ketika merancang dan mengujicobakan satelit buatannya, harus membuat manual sendiri! Tidak ada referensi manual dari yg lain. Prosesnya uji cobanya bertahap, dari uji coba jalan-berputar-take off-terbang rendah-terbang-landing.
  • Bisa terbang selama 6 jam dgn kecepatan 120-150 km/jam, jd jaraknya sekitar 750 km.
  • Ternyata katanya utk pembuatan badan pesawat, di PT.DI bagus, tp sistemnya kurang baik, sehingga mereka kerjakan sendiri di Jepang.

Pak Josh lahir di Bandung thn 1970, besar di Solo. Usia 25 tahun menjadi orang pertama yg membuat radar bawah tanah di Indonesia. Selanjutnya beliau menjadi perancang banyak sekali radar dan satelit yg bermanfaat untuk banyak hal. Biasanya semua berawal dari IDE, kemudian mengulik dan menelaah teorinya, diteliti, kemudian dibuat jurnalnya dan dipublikasikan.

2013-03-25 11.55.38

Catatan Tanya Jawab :

  • Menurut Bapak, apa faktor yg mempengaruhi kemajuan di Jepang?

LOYALITAS yg tinggi. Ketika bekerja di suatu tempat, maka hidupnya akan ‘mengabdi’ disana. Hal tsb merupakan MENTAL/SIKAP yg terbangun (bukan berasal dari kebutuhan individual). Sisi negatifnya, kecenderungan orang Jepang adalah mendahulukan pekerjaan dibandingkan keluarganya.

  • Bagaimana masa kecil Pak Josh sehingga bisa terbangun mental seperti ini?

Pak Josh ternyata belum bisa membaca hingga kelas 3 SD, hingga nyaris dikeluarkan dari sekolahnya. Suatu hari beliau melihat orang tuanya menangis, saat itu beliau bertekad tidak ingin mengecewakan orang tuanya. Mulai hari itu, beliau rajin belajar, dan di semester berikutnya hingga SMA beliau menjadi peringkat 1 di kelas!! Menurut beliau, kelas 3 SD adalah fase terpenting anak mulai membangun pemikirannya.
Berdasarkan pengamatan beliau, orang yg senantiasa (hanya) menghapal, kemampuan berpikirnya tidak akan banyak berkembang. Sedangkan yg terbiasa ber-logika, kemampuan berpikirnya lebih terolah.

  • Di Jepang, apakah pendidikan lbh banyak diajarkan atau siswa mencari sendiri?

Di Jepang senantiasa mengolah PROSES BERPIKIR, dijelaskan logika suatu hal, diberi kesempatan utk memikirkan dan mencari jawaban. Semua diselesaikan di sekolah, tidak ada yang dibawa ke rumah. Anak-anak Jepang rata2 pandai melakukan presentasi, mereka terbiasa berlatih mengekspresikan ide dan hasil pemikiran mereka.

  • Dari mana jiwa peneliti bapak muncul? Bagaimana caranya mengembangkannya pada anak Indonesia?

Org Jepang terbiasa berpikir detil utk membuat sesuatu, hal tersebutlah yg membangun keinginan utk meneliti sesuatu secara lebih jauh dan mendalam. Biasakan anak untuk MENCATAT IDE.

  • Etos kerja yg terbangun di Jepang, apakah terbangun lewat ‘doktrin’ atau atmosfer yang terbangun?

Rasanya tidak ada doktrin, melainkan ada manfaat yang dirasakan dari dua belah pihak. Ketika seseorang dirasa potensial&bisa berkontribusi, maka perusahaan akan sangat ‘menjaga’ orang tsb dan menjamin kesejahteraannya. Mungkin ada faktor persoalan TRUST. Di Jepang terbiasa menjaga kepercayaan dan komitmen sekecil apapun (misal : ketepatan waktu). Namun di Jepang juga memfasilitasi agar bisa menaati waktu tsb (mis : sistem transportasi yg memadai)

  • Apa keunggulan Chiba University?

Nanoscience, high power laser, medical engineering, remote sensing. Dulu Tokyo University.

  • Apa reward selain finansial di Jepang?

Penghargaan sbg bentuk apresiasi. Orang Jepang sangat menjunjung tinggi profesionalisme profesi. Sistem gaji jelas, baik negeri maupun swasta sama. Jika seseorang berprestasi, meskipun muda dia akan tetap diakui.

  • Apakah pandangan Bapak berubah thd Indonesia setelah sekian lama tinggal di Jepang?

Sangat. Kesimpulan beliau, tantangan Indonesia adalah bagaimana kita tetap mempertahankan budaya lokal, seiring belajar hal2 baik dari negara lain, dan mengembangkan hal yg sesuai dengan bangsa kita sendiri.

Kontak :

Josaphat Tetuko Sri Sumantyo, Professor
Professor, Center for Environmental Remote Sensing, Chiba University, Japan
FB : Josaphat Tetuko Sri Sumantyo
Email : jtetukoss@faculty.chiba-u.jp

Tagged , , . Bookmark the permalink.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.