Hari Kamis lalu, atas referensi dari kak Danti, Semi Palar kedatangan tamu dari Jepang yang sedang mengadakan penelitian mengenai teaching English as a Second Language. Professor Okihara Katsuaki adalah seorang professor dalam bidang Bahasa Inggris dari Kyoto Notre Dame University. Beliau (selanjutnya kita panggil sebagai Okihara-sensei) memang sedang mengadakan penelitian di beberapa negara di Asia, salah satunya di Indonesia. Selama kedatangannya ke Indonesia, Okihara-sensei menyempatkan hadir ke Semi Palar – atas rekomendasi kak Danti di tengah-tengah kunjungannya ke beberapa institusi di Jakarta.
Sebetulnya Okihara Sensei sebetulnya bermaksud ingin mengobservasi pembelajaran di kelas, tapi karena keterlambatan jadwal kedatangan Kereta Api (yang sebetulnya agak memalukan) beliau hadir di Semi Palar sekitar pukul 12 siang didampingi istrinya – yang kebetulan juga guru Bahasa Inggris di Jepang.
Karena waktu yang tidak terlampau leluasa, kami segera mengajak Okihara-sensei untuk menemui miss Miming dan kemudian duduk di Ruang Pustaka Smipa untuk berbincang. Pembicaraan berkisar di seputar bagaimana guru-guru di Semi Palar menerapkan pembelajaran Bahasa Inggris. Seperti halnya negeri Jepang, Bahasa Inggris merupakan bahasa asing – bahasa kedua di samping bahasa daerah yang pertama-tama digunakan masyarakatnya – sebelum masyarakat berjumpa dengan bahasa asing. Sangat menyenangkan bahwa Okihara Sensei tampak sangat apresiatif terhadap apa yang dilakukan miss Miming dengan program Bahasa Inggrisnya di Semi Palar. Beliau dengan segera menangkap dan bersepakat bahwa yang terpenting di tahap awal pembelajaran Bahasa Inggris adalah bukan soal struktur bahasa / tata bahasa (structure / grammar), tapi minat, keberanian dan rasa percaya diri anak-anak untuk berkomunikasi dalam Bahasa Inggris. Bahasa adalah alat komunikasi – media untuk menyampaikan gagasan atau pemikiran kita. Saat pesan tersampaikan dari satu pihak ke pihak lain, komunikasi sudah terjalin.
Di Semi Palar, persentuhan awal anak-anak dengan Bahasa Inggris dimulai dengan membangun minat dan kesukaan terhadap Bahasa Inggris. Sangat penting bahwa anak memiliki persepsi positif terhadap bahasa yang bukan merupakan bahasa mereka sehari-hari. Anak-anak perlu memandang bahwa Bahasa Inggris adalah tidak sulit, juga bahwa Bahasa Inggris itu menyenangkan. Struktur bahasa / pengetahuan gramatikal baru mulai menjadi penekanan di akhir jenjang SD dan di jenjang SMP. Yang cukup menarik adalah bahwa di dalam prosesnya, bagi anak-anak yang kecerdasan bahasa-nya cukup tinggi, pemahaman mereka akan tata bahasa, tumbuh sendiri dari diri mereka seiring dengan banyaknya titik persentuhan mereka dengan Bahasa Inggris – pasif maupun aktif. Mereka dapat menyimpulkan bahwa “ooh, ternyata kalau menyampaikan sesuatu yang terjadi di masa lampau, akhiran kata kerjanya adalah ed atau d“. Hal ini menggaris bawahi juga bagaimana pendekatan active learning yang diterapkan di Semi Palar dapat berjalan juga saat anak belajar bahasa asing.
Dalam pertemuan tersebut, miss Miming sempat berbagi karya-karya anak kelompok Naga Laut dan kelompok Orca. Kami juga sempat memutarkan rekaman video kelompok Macan Kumbang yang sempat diminta mempresentasikan suatu topik di depan kelas – tanpa teks – dalam Bahasa Inggris. Okihara-sensei, dengan ekspresinya yang serius mengamati, dan berkali-kali tampak menuliskan baris-baris catatan di dalam bukunya.
Bagi kami, sangat menyenangkan bahwa apa yang telah dicoba oleh para guru di Semi Palar dalam mengeksplorasi berbagai metoda pembelajaran dalam konteks pembelajaran holistik mendapatkan apresiasi dari pihak-pihak yang memang mendalami bidang tersebut seperti halnya Professor Okihara. Di sisi lain, hal ini juga jadi kesempatan bagi kami untuk berbagi pengetahuan, pengalaman kami kepada pihak-pihak lain di luar Semi Palar. Bagaimanapun, Semi Palar adalah sebuah Rumah Belajar. Rumah belajar untuk semua…
lihat juga : English Lessons at Semi Palar
