Menempuh 11 tahun perjalanan dalam kependidikan holistik tentunya bukan jangka waktu yang singkat, tetapi juga belum dapat dikatakan sebagai ‘cukup’ untuk dapat betul-betul memahami dan telaten meneladani makna kehidupan berkesadaran yang sesungguhnya. Kami di Rumah Belajar Semi Palar, terus berusaha mengisi kantung-kantung pemahaman menuju ‘new story’ atau babak baru yang berbasis sumber daya berkelanjutan, demi terwujudnya dunia yang lebih baik bagi generasi anak cucu kita.
Taki-taki TP 12 yang digelar tanggal 2–5 Agustus 2016 lalu, bertujuan menegaskan kembali, mengingatkan segenap warga Semi Palar bahwa ada suatu misi besar yang diusung bersama seputar kehidupan berkesadaran, kemudian lebih lanjut mengajak rekan-rekan orangtua untuk melangkah, berbuat nyata mengupayakan perubahan. Tak pelak, semangat gotong royong adalah salah satu kunci yang mutlak diperlukan untuk akselerasi mengupayakan perubahan baik dalam hidup kita. Dalam sebuah gerakan transisi, hijrah berjamaah menuju pola hidup berkelanjutan, dari langkah terkecil yang bisa segera kita lakukan. Di sinilah peran Semi Palar sebagai suatu komunitas dioptimalkan: dengan berkomunitas, kami tumbuh bersama dan bersinergi; dengan berkomunitas, akan lebih mudah menularkan semangat baik; dengan berkomunitas pula, perubahan yang dilakukan tiap individu secara bersamaan dan terkoneksi akan berdampak lebih signifikan.
“If we wait for the government it’ll be too little, too late;
If we act as individuals, it’ll be too little;
But if we act as communities, it might just be enough, just in time.”
– Transition Network –
Wacana mengenai kehidupan berkesadaran dan gerakan transisi yang telah banyak bermunculan di berbagai belahan dunia dewasa ini dihantarkan oleh Kak Andy selaku Koordinator Utama pada sesi pembuka, dilanjutkan dengan sesi interaktif berupa diskusi kelompok (beranggotakan 4–5 orangtua) mengenai bahasan transisi tersebut. Orangtua diminta menuliskan hal-hal apa saja yang telah dilakukan dalam keseharian (yang sejalan dengan spirit gerakan transisi), serta komitmen pribadi mengenai tindakan lanjut yang akan diupayakan ke depannya. Harapan kami, dengan terkumpul dan terolahnya informasi tiap percik perubahan di atas, dapat terbentuk gelombang perubahan yang lebih besar dan terjalin komunikasi yang lebih baik antarwarga Smipa. Sebagai contoh, para orangtua dan kakak guru Smipa yang hobi berkebun bisa saling berbagi, demikian pula lainnya yang memiliki kesamaan minat dalam bersepeda, memilah sampah, dan lain-lain.
Pengejawantahan semangat transisi dalam penyelenggaraan pendidikan di Semi Palar lebih lanjut dijabarkan oleh Koordinator Jenjang pada sesi selanjutnya, antara lain memuat bagaimana mengenalkan prinsip kesederhanaan, kemandirian, serta relasi-koneksi anak dengan diri dan lingkungannya melalui sasaran-sasaran tema atau program tiap jenjang. Tentu bukan hal mudah menanamkan nilai-nilai kebaikan pada diri seorang anak hingga dapat tumbuh menjadi kebiasaan atau sikap yang ajek, maka dibutuhkan penyelarasan Kakak dan orangtua dalam berperan padu menghadapi tantangan tersebut. Kesadaran kita sebagai pihak pendidik akan tercermin dari laku keseharian yang kemudian diteladani oleh anak (seringkali justru tanpa kita sadari), oleh karenanya setiap yang kita lakukan hari ini akan berpengaruh pada masa depan mereka. Setiap yang kita ubah, sekecil apapun dari diri kita, akan berpengaruh ke situasi masa depan – ke ruang kehidupan anak-anak kita kelak.
Semoga apa yang kita upayakan sebagai pemaknaan kehidupan holistik hingga hari ini, dapat terus konsisten ditingkatkan demi kebaikan bersama terutama generasi mendatang, karena merekalah yang akan mencecap segala imbas dari perilaku kita kini.