Kalau anda berkunjung rumah virtual kami dan mengetikkan kata kunci: Anies akan ada beberapa posting yang muncul di antara posting-posting di situs ini. Mungkin ini hal sederhana, tapi tentunya ada yang mendorong kami untuk melakukan hal ini. Ada koneksi tertentu yang membuat kami bahkan membuat tagar baru #kemdikbud di situs ini.
Sejak awal kami merintis Rumah Belajar Semi Palar pada tahun 2004, kami merasa berjarak dengan birokrasi pendidikan, baru di 20 bulan terakhir ini, kami merasa bahwa kami jadi bagian dari sesuatu yang lebih besar, upaya membangun pendidikan di negeri ini. Mas Anies Baswedan kami kenal jauh sebelum beliau menjabat Menteri Pendidikan.dan Kebudayaan. Kami mungkin termasuk orang-orang yang bersorak bahagia saat beliau terpilih oleh Jokowi untuk menjabat posisi penting ini.
Dua hari ini saya dan rekan-rekan para guru merasa galau. Perasaan terkoneksi ini mendadak hilang, terputus tiba-tiba. Sangat mendadak. Sulit untuk tidak merasa bingung kalau tidak hendak mengatakan sedih, karena sosok pemimpin yang ada di depan kami hilang. Berulang-ulang dalam berbagai kesempatan saya menyampaikan kepada teman-teman, dunia pendidikan Indonesia sedang dalam proses berubah, karena Menteri yang sekarang, Mas Anies adalah orang yang betul-betul paham pendidikan. Saya bilang, inilah saatnya membuat perubahan. Presidennya Jokowi, Menterinya Mas Anies (untuk konteks Bandung saya menambahkan juga Walikotanya Kang Emil dan Kepala Dinasnya Pak Elih. Sosok-sosok pemimpin yang saya kenal punya visi dan pemahaman terhadap hal-hal yang menjadi bidangnya.
Saat berita Reshuffle kami terima, saya sedang mengikuti Seminar Nasional Pendidikan Keluarga salah satu program keren dari DirJen Pendidikan Keluarga yang digagas oleh Mas Anies. Salah satu dari sekian banyak pemikiran di mana sekolah kami betul-betul sepaham dengan beliau sebagai pemimpin kami. Sontak kami merasa gamang karena di dalam pertemuan itu, penggagasnya, konseptornya diganti.
Dalam beberapa minggu ke belakang, kami dan para guru sedang mengikuti pelatihan-pelatihan Kurikulum, yang kami juga rasakan begitu selaras dengan apa yang selama ini kami jalankan. Keyakinan beliau tentang pendidikan sejalan dengan keyakinan kami tentang pendidikan. Selama beliau memimpin, wacana-wacana yang beliau lontarkan sangat berresonansi dengan apa yang kami yakini dan kami coba terapkan di Semi Palar. Setidaknya bagi kami, ada semangat luar biasa, karena banyak hal yang kami lakukan mendapat konfirmasi dari lembaga dan seorang pemimpin yang sedang berproses membenahi pendidikan di Indonesia mulai dari pondasi-pondasinya yang selama ini tidak tertata bahkan porak poranda. Kita tahu kenapa Pendidikan Indonesia selama ini tidak menghasilkan banyak hal, karena secara struktural memang jauh dari baik.
Mas Anies sedang dalam proses menata kembali dari bawah, dari lapisan terdalam. Dan dalam 20 minggu, entah atas alasan apa beliau diganti. Buat kami, kalaupun dimensi politik yang bicara, berarti presiden Jokowipun belum memahami di sisi mana sendi terdalam pembangunan bangsa, hingga beliau mengorbankan Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan untuk mempertahankan kepentingan-kepentingan lainnya yang tidak kami pahami.
Tanpa berpretensi melebih-lebihkan, dunia pendidikan mesti dipandang berbeda dari aspek-aspek pengelolaan negara yang lainnya. Secara fundamental bidang pendidikan berbeda dengan bidang-bidang lainnya, karena dunia pendidikan adalah bidang yang bicara tentang manusia, tentang manusia Indonesia. Di situlah segala spirit dan penghayatan kebangsaan diletakkan, segala dimensi ke-Indonesia-an akan ditentukan bangunannya.
Sejauh ini tidak banyak sosok yang memahami hal-hal tersebut di bumi Indonesia. Untuk menyebut sedikit nama di khasanah pendidikan Indonesia, Ki Hadjar Dewantara, Bapak Daoed Joesoef, dan Anies Baswedan.
Singkat kata, kami kehilangan, sangat merasa kehilangan. Di samping itu, kami berterima kasih atas 20 bulan yang penuh harapan dan penuh semangat. Mas Anies telah memberikan energi yang luar biasa buat kami di Semi Palar, buat para pengelola, guru, orangtua bahkan para murid sekalipun. Mas Anies telah menyentuh kami secara pribadi.
Di titik ini, seperti pesan Mas Anies, kerja pendidikan masih jauh dari selesai. Dengan segala hormat kepada Menteri yang baru, Bpk. Muhadjir, mudah-mudahan bisa melanjutkan apa yang sedang dikerjakan oleh Mas Anies – karena kami berpandangan sebagai praktisi Mas Anies dan jajarannya sedang membenahi hal-hal esensial untuk pendidikan Indonesia yang lebih baik.
Untuk Mas Anies, terima kasih atas 20 bulan yang sangat luar biasa buat kami, buat anak-anak dan keluarga Indonesia. Tentunya peran Mas Anies masih sangat dibutuhkan oleh bangsa Indonesia sekalipun melalui peran-peran Mas Anies di luar birokrasi pendidikan. Bagaimanapun Mas Anies sudah melakukan itu melalui institusi Paramadina, melalui Gerakan Indonesia Mengajar dan berbagai kiprah yang luar biasa inspiratif untuk Indonesia.
Di bawah ini beberapa tautan terkait – termasuk catatan kunjungan Mas Anies ke rumah kami yang sederhana – Rumah Belajar Semi Palar.
merefleksi 7 jalan revolusi mental bidang pendidikan dari mas menteri
Tulisan ini disusun dengan harapan bahwa suatu waktu nanti kami bisa menuliskan hal serupa atas pengalaman bermakna kami sebagai praktisi pendidikan dengan pemimpinnya yang memberikan begitu banyak energi dan harapan. Semoga.
dituntaskan pukul 02.50 dini hari, 29 Juli 2016 [aas]