Meninggalkan pendopo smipa setelah Taki-taki Smipa beberapa minggu ke belakang, mungkin meninggalkan beberapa pertanyaan di benak beberapa dari kita. Kalaupun setidaknya apa yang disampaikan di Taki-taki memunculkan pertanyaan, hal ini jadi berita baik.
Apa itu kehidupan yang berkesadaran atau juga kita sebutkan kehidupan yang holistik?
Kehidupan holistik – didefinisikan secara sederhana – adalah
kehidupan di mana kita menempatkan diri bahwa kehidupan kita terkait sangat luas dan berdampak secara nyata ke banyak hal di alam semesta. Kehidupan di mana kita sadar betul bahwa kita semua saling terkoneksi. Kehidupan di mana kita sadar betul akan pilihan-pilihan yang kita ambil beserta dampak-dampaknya.
Seringkali kita memandang hidup kita secara sempit, parsial dan TANPA DISADARI membawa dampak yang tidak kita harapkan ke lingkaran luar hidup kita.
Filem pertama – kami munculkan di sini, dari seorang asal Thailand bernama Jon Jandai. Kisahnya sangat menarik – seorang yang sangat reflektif terhadap kehidupan yang dicoba dijalaninya di kota besar (Bangkok) sampai akhirnya ia meninggalkan semuanya dan kembali ke kehidupan di desa. Sekarang ini ia mengelola sebuah kawasan pertanian organik (Punpun Organic Farm) dan membagikan inspirasinya bagi orang-orang yang ingin belajar dari dirinya. Karena “Life is Easy, Why do We Make it so Hard?” demikian ungkapnya. Silakan menyaksikan – durasi 15 menit.
Filem inspirasi kedua datang dari Amerika Serikat, dari dua anak muda (Ryan dan Joshua) yang berkiprah di dunia korporat, di kota besar di Amerika. Ada titik kesadaran yang muncul dalam proses kehidupan mereka yang membuat mereka bertanya kenapa hal-hal materialistik (kebendaan) ternyata tidak membawa kebahagiaan – walaupun mereka sudah mendapatkan itu semua di usia mereka yang relatif muda. Sekarang mereka mengelola situs web The Minimalists, untuk membantu kita belajar menjalani kehidupan yang kaya tanpa menjadi materialistik. Paparan mereka berjudul “A Rich Life with Less Stuffs” (durasi 15 menit).