Nonton Bareng Film “Petani” dan “Rancage”

Sore hari Jum’at, 7 Desember 2018, beberapa hari menjelang akhir semester ada kesibukan tersendiri di Pendopo Semi Palar. Hari ini OSIS Semi Palar menyelenggarakan NoBar sebagai salah satu kegiatan babarengan di semester pertama ini. Acara Nonton Bareng atau NoBar di Pendopo Rumah Belajar Semi Palar di laksanakan pada pukul 17.00 sampai selesai. Penonton diminta membeli tiket – di mana dana pembelian tiket NoBar akan ikut disumbangkan ke saudara-saudara kita yang berada di wilayah bencana Palu, Sigi, Donggala, dan sekitarnya. Membuka acara NoBar ini beberapa penampilan dari anak-anak KB dan TK asuhan Bude Ratna yang membawakan Tari Tradisional, disusul penampilan Balet dan Modern Dance dari teman2 jenjang SMP.

This slideshow requires JavaScript.

Acara puncaknya kita menonton film pendek bertajuk “Petani”, yang di sutradarai Biyan Silalahi, siswa dari kelompok Obsidian (SD kelas 5) Rumah Belajar Semi Palar. Sebagian pemeran film tersebut adalah teman-teman sekelas Biyan juga. Karya pertamanya terlahir saat Biyan masih duduk di bangku kelas 3. Saat itu, gurunya meminta para siswa untuk membuat film. Biyan pun mengerjakan konsep filmnya dengan serius. Waktu itu, Biyan memberi judul filmnya, “Terperangkap Mimpi”. Melihat keseriusan Biyan, guru kelasnya pun membimbing dan memberikan apresiasi lebih terhadap karya Biyan. Sang guru pun menyertakan film pendek karya Biyan ke Bandung Film Council. Sejak itu, kecintaan Biyan akan dunia perfilman semakin tumbuh – sehingga lahirlah film ke duanya yang berjudul “Petani“. Walau film buatan Biyan hanya berdurasi 9 menit tapi telah mampu memuat pesan sosial di dalamnya. Dalam Filmya ini Biyan telah mampu menyampaikan pesan kepada anak-anak seusianya dan orang dewasa untuk mengormati jasa dari petani.

 

IMG_20181207_164931

Biyan sutradara “Petani”, siswa Kelompok Obsidian

Setelah menonton film “Petani” acara dilanjutkan dengan ngobrol bersama Biyan dan pemeran lainnya. “Film itu ternyata jauh lebih rumit, saya kira cuma aktor, editing, dan rekaman saja, tapi ternyata ada teknik-teknik lainnya yang belum saya tahu,” kata Biyan. Pembuatan film berdurasi 9 menit ini dibuat sejak awal tahun 2018. Namun, lantaran berbagai kesulitan dalam penyesuaian jadwal, meeting dan persiapan lainnya, akhirnya syuting film tersebut dilakukan pada tanggal 15-16 Agustus 2018. “Persiapannya 9 bulanan, tapi syutingnya hanya dua hari,” kata Biyan.

This slideshow requires JavaScript.

Setelah menonton film “Petani” yang di sutradarai oleh Biyan, acara dilanjut dengan kegiatan menonton film “Rancage” film dokumenter buatan Kelas Inspirasi Bandung. Saba Desa, sebuah program Kelas Inspirasi Bandung, mempersembahkan filem Rancage yang sudah ke tujuh kalinya di tayangkan di beberapa ruang publik di Bandung.

Kata Rancage sendiri mengandung makna semangat yang optimistis dan dinamis dari orang Sunda dalam menjalani hidup dengan berproses atau secara bertahap menuju situasi yang lebih baik. Jujur saja film ini sangat menyentuh hati dan memiliki pesan yang sangat mendalam. “Cita-cita, itulah yang membuat seorang siswi kelas 4 SD bernama Nissa dan teman-temannya, setiap hari rela berjalan sejauh 7 km melewati bukit perkebunan teh di pedalaman Ciwidey untuk dapat sekolah. Cita-cita menjadi perancang busana, itulah yang membuat ia bersemangat untuk terus belajar setiap-harinya. Namun sayangnya, berbagai kondisi memunculkan berbagai dilema bagi orangtua Nissa. Meraih Cita-cita menjadi sesuatu yang tidak mudah.” Sebuah film dokumenter dimana kita akan belajar mengenai kekuatan cita-cita serta tekad dan ketulusan dari masyarakat desa di pedalaman Ciwidey. Di bawah ini trailer film Rancage untuk memberikan gambaran tentang konten film ini.

 

Di bawah ini rekaman gambar tentang suasana nonton dan diskusi film Rancage

This slideshow requires JavaScript.

Seusai menonton film bersama, tak terasa hari pun semakin larut. Pukul 19.00 acara pun di tutup. Terimakasih kepada semua pihak yang berpartisipasi dalam acara NoBar ini, semoga dari film-film yang telah ditonton bersama kita dapat memetik hikmah dan pesan yang di sampaikan dari film tersebut.

Di akhir kegiatan, ketua panitia sekaligus ketua OSIS, Karmel menyampaikan bahwa dana yang terkumpul dari penjualan tiket dan sumbangan berjumlah Rp. 1.600.000,-. Dana ini akan disalurkan kepada korban bencana alam di berbagai daerah di Indonesia.

Terimakasih buat semua yang telah hadir dan berpartisipasi di Acara Nobar Smipa. Sampai jumpa.

Liputan : Mutiara Zahwa
Editing : Andy Sutioso

 

 

Bookmark the permalink.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.