[bewara] waspada COVID-19

Rekan-rekan semua – keluarga besar Rumah Belajar Semi Palar, seperti kita ketahui, dua hari yang lalu di Indonesia, terdeteksi 2 orang warga Indonesia yang terpapar virus COVID-19 (Corona Virus). Sejak Desember 2019 sejak mewabahnya virus ini di Wuhan China, akhirnya Indonesia juga menjadi salah satu negara di mana ditemukan terjangkit virus ini. Hal ini adalah konsekuensi dari terkoneksinya segala sesuatu secara global.

Berikut beberapa arahan yang harap diikuti agar kita bisa menjaga kesehatan kita bersama, secara khusus dalam situasi di mana seluruh dunia sedang menghadapi serangan virus COVID-19. Arahan-arahan di bawah ini berlaku buat siapapun di sekolah, di rumah maupun tempat aktivitas kita masing-masing sehari-hari.

Menjaga Kebugaran dan Kesehatan Tubuh

  • Makan sehat dengan gizi seimbang – secara khusus mengonsumsi banyak buah dan sayuran.
  • Minum banyak air putih.
  • Beristirahat secara cukup. Anak perlu minimal 8 jam istirahat. Orang dewasa disarankan tidur selambatnya pada jam 22.00 karena pada jam tersebut mekanisme tubuh secara alamiah untuk membuang racun dan meregenerasi sel-sel tubuh yang rusak dimulai.
  • Olahraga (aktivitas fisik) dan paparan sinar matahari sangat membantu menjaga kesehatan kita.

Menjaga kebersihan

Hal ini berlaku untuk kebersihan badan dan lingkungan sekitar selama aktivitas kita sehari-hari.

  • Sering mencuci tangan menggunakan sabun dengan cara yang benar.
  • Tidak membuang dahak atau meludah di sembarang tempat ataupun kalau sedang pilek, tidak membuang tisue bekas sembarangan setelah kita membersihkan hidung.
  • Menutup mulut dengan tisue atau sapu tangan saat batuk dan bersin agar kuman penyakit tidak tersebar (update)
  • Membersihkan secara berkala benda-benda yang sering kita sentuh : handel pintu, saklar lampu, permukaan meja, railing tangga dan lain sebagainya. Termasuk HP yang setiap saat kita pegang setelah melakukan berbagai aktivitas.

Hal-hal di atas ini perlu dampingan dan arahan orangtua di rumah agar anak juga melakukannya di rumah, selain agar menjadi kebiasaan anak tapi lebih jauh menyadari bahwa hal-hal kecil ini bisa mencegah berjangkitnya wabah berbagai penyakit – salah satunya Corona Virus.

Mengurangi Resiko Penularan.

  • Saat merasakan badan kurang sehat diminta beristirahat di rumah dan segera memeriksakan diri ke dokter. Terutama saat mengalami gejala penyakit pernafasan (batuk, pilek, bersin-bersin, sakit tenggorokan, pernafasan terganggu).
  • Menggunakan masker bila sedang sakit dan harus keluar rumah agar kita tidak menulari orang lain. Sebaliknya mengenakan masker tidak bermanfaat saat badan kita dalam kondisi sehat. Kalaupun kita membawa masker, masker bisa kita berikan kepada orang lain yang kita temui yang kebetulan sedang sakit.
  • Memastikan kita (khususnya anak-anak) tidak bertukar peralatan makan dan minum, alat musik tiup dan lain-lainnya juga tidak berbagi makan dan minuman bersama orang lain. (update)
  • Karena kita berhadapan dengan penyakit menular yang mewabah di luar Indonesia, apabila ada anggota keluarga yang pulang setelah bepergian ke luar negeri atau dari tempat-tempat yang punya tingkat resiko tinggi (bandara), harap memastikan diri sehat dan tidak membawa potensi penularan – sebelum berinteraksi ke area publik – termasuk ke sekolah.

Di bawah ini ada video pendek yang menjelaskan bagaimana kita bisa melakukan berbagai pencegahan agar tidak tertular virus ini dengan memahami cara penyebarannya.


Di lingkungan Rumah Belajar Semi Palar :

  • Kami akan mengingatkan anak-anak untuk membersihkan diri setelah beraktivitas. termasuk bagaimana mencuci tangan dengan cara yang benar. Kami sudah menempatkan infografis bagaimana mencuci tangan dengan benar – sesuai panduan dari WHO di setiap lokasi cuci tangan.
  • Sabun cuci tangan akan dipastikan tersedia. Handuk dan lap akan diperhatikan agar tetap kering.
  • Kegiatan seperti Hari Berbagi (bekal) akan sementara dihapuskan. (update)
  • Kakak2 akan mengamati anak-anak yang memperlihatkan gejala sakit. Saat dibutuhkan kami akan minta orangtua untuk menjemput agar anak bisa segera istirahat di rumah atau diperiksakan ke dokter.
  • Membersihkan berkala ruangan dan benda-benda di sekolah yang banyak disentuh sehari-hari dengan cairan antiseptik.

Penutup

Dalam situasi ini sangat penting agar kita terus mengedukasi diri dan lebih melihat secara proporsional apa dan bagaimana penyakit ini sesungguhnya.

Di bawah ini ada pembahasan (infografis dan uraian) yang sangat jarang kita temui – ditengah segala ketakutan dan kepanikan yang terus dimunculkan dan disebarkan lewat media utama (mainstream media) dan juga media sosial (social media).

Penjelasannya yang lebih terperinci ada di bawah ini.

Apa yang media tidak ingin Anda ketahui tentang coronavirus

Dari 85.726 orang yang terinfeksi virus, 39.797 orang telah pulih dari penyakit ini. (Data diperbarui pada 02/29/2020). Tingkat kematian di luar wilayah Wuhan, yaitu di seluruh dunia, adalah sekitar 0,7%. Sebagian besar kematian dilaporkan pada orang berusia 80 atau lebih atau yang memiliki penyakit serius.

Media, secara umum, menyembunyikan data penting tentang penyebaran koronavirus dari populasi dan hanya menunjukkan data yang “paling menakutkan”. Sebagai contoh, adalah umum untuk melihat jumlah orang mati dan jarang melihat jumlah orang yang disembuhkan.

Dan mengapa mereka melakukannya?
Jawabannya sederhana. Dengan menyembunyikan data yang relevan tentang virus, media dapat membuat populasi, secara umum, tidak mengetahui masalah ini. Dengan cara ini, orang tetap ketakutan dan panik. Panic ini menghasilkan buzz dan buzz ini membuat subjek menguntungkan untuk waktu yang lama. Apakah Coronavirus “akhir dunia” ketika mereka mencoba untuk melewati kita? Bukan itu.

Covid-19 dalam bilangan real
Pada 25 Februari, menurut sumber resmi, ada 79.300 orang yang terinfeksi di seluruh dunia, dan sekitar 77.000 di China, kebanyakan dari mereka di Wuhan – kota Cina tempat virus itu muncul. Kota Wuhan memiliki sekitar 11 juta penduduk. Sebagian besar orang yang terinfeksi di China adalah penduduk kota Wuhan. Dengan kata lain, jika kita membagi 77 ribu kasus dengan 11 juta penduduk dan mengalikan hasilnya dengan 100, kita memperoleh nilai 0,7% dari orang yang terinfeksi, dalam waktu sekitar tiga bulan.

Berapa tingkat kematian dan kelompok risiko?
Data berikut dirilis pada 17 Februari dan disimpulkan bahwa risiko kematian meningkat seiring bertambahnya usia. Orang dengan kesehatan normal, bukan lansia, memiliki tingkat kematian yang sangat rendah. Hingga usia 9 tahun, tidak ada kematian. Dari usia 20 hingga 29 tahun kemungkinan meninggal jika terinfeksi adalah 0,2%. Artinya, 99,8% akan sembuh. Dari usia 30 hingga 39 tahun kemungkinan meninggal jika terinfeksi adalah 0,2%. Dari 40 hingga 49 tahun probabilitas kematian jika terinfeksi adalah 0,2%.
Dari 50 hingga 59 tahun probabilitas kematian jika terinfeksi adalah 1,3%. Artinya, 98,7% akan disembuhkan. Dari usia 60 hingga 69 tahun probabilitas kematian jika terinfeksi adalah 3,6%. Artinya, 96,4% akan disembuhkan. Dari usia 70 hingga 79 tahun, kemungkinan kematian jika terinfeksi adalah 8,0%. Artinya, 92% akan sembuh. Selama lebih dari 80 tahun probabilitas kematian jika terinfeksi adalah 14,8%. Artinya, 82,2% akan sembuh.
 
Nilai-nilai ini harus diperhitungkan bahwa angka kematian lebih tinggi pada orang dengan penyakit kardiovaskular, diabetes, penyakit pernapasan kronis, hipertensi dan kanker.

Menurut data resmi, diperbarui pada tanggal 29 Februari, 2.933 kematian dan 85.726 orang yang terinfeksi telah dikonfirmasi, di mana 39.797 di antaranya telah disembuhkan.
Oleh karena itu, jika Anda berusia di atas 80, peluang Anda untuk mati akibat virus adalah: 0,7% (% dari populasi yang terinfeksi) kali 14,8% (probabilitas meninggal jika Anda berusia 80 tahun atau lebih) yang sama dengan 0, 1036% kemungkinan meninggal dari penyakit. Bagaimana jika saya berusia 45 tahun? Probabilitas kematian adalah 0,0028%. Bagaimana jika Anda berusia di bawah 40? Probabilitas kematian adalah 0,0014%. Bagaimana jika Anda berusia di bawah 9? Belum ada kematian yang dilaporkan. Ini berarti bahwa jika Anda berusia 80 tahun atau lebih, ada kemungkinan 99,887% untuk TIDAK meninggal karena virus. Dan di bawah 40? 99,9986%.

Kepanikan yang diciptakan oleh media bisa membunuh lebih banyak orang daripada penyakit itu sendiri. Jadi tetap tenang dan ikuti semua rekomendasi dari Direktorat Jenderal Kesehatan, karena ini tidak akan menjadi pandemi pertama atau terakhir dalam hidup kita.

Akhirnya, tentunya doa dan ibadah jadi pegangan terakhir kita – karena kita meyakini bahwa segala peristiwa membawa hikmahnya masing-masing. Semoga kita semua tetap dalam lindungan Sang Maha Kuasa.


Akhir kata, kami mohon masukan dan gagasan rekan-rekan semua untuk menggenapi poin-poin yang kita jadikan acuan bersama di Semi Palar untuk merespon isu menjangkitnya Covid-19 di Indonesia. Hatur nuhun sadayana.

featured image diambil dari globalbiodefense.com
update ke dua : 10 Maret 2020 berdasarkan masukan orangtua

Bookmark the permalink.

One Response to [bewara] waspada COVID-19

  1. mamaKuri. says:

    aminnn… semua pihak mengusahakan yang terbaik bukan tanggung jawab penuh pihak sekolah saja tuk menjaga anak-anak kita. anak-anak masi tanggung jawab orang tua masing-masing juga.

    stay positive dalam merespon,
    live as healthy as we can,
    daaaaaannn….
    kembali ke Empunya segala sumber kehidupan

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.